Nuansa Post. Info, Bima.-
Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) Indonesia
sedang mengalami perubahan pola penyakit atau yang sering disebut transisi
epidemiologi.
Ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, kanker dan lain-lain.
Kepala Bidang (Kabid) Jabatan Fungsional
(Jafung) Dikes Kabupaten Bima, , kesakitan dan kematian akibat penyakit menular
semakin menurun, walaupun prevalensi penyakit masih cukup tinggi.
Kecenderungan kesakitan dan kematian akibat PTM ini menyebabkan tingginya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan, terutama pelayanan rujukan di rumah sakit, urainya.
Masih Dia, dengan dilaksanakannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Kesehataosial (BPJS) Kesehatan, hambatan finansial dalam mengakses pelayanan kesehatan semakin berkurang. Sebagai dampaknya, kunjungan rawat jalan dan rawat inap meningkat tajam yang pada gilirannya menyebabkan permasalahan keuangan bagi BPJS Kesehatan dan penyediaan pelayanan kesehatan bagi pemerintah, jelasnya.
“Meningkatnya kasus PTM akan menambah beban
pemerintah dan masyarakat karena penanganannya membutuhkan biaya yang besar dan
memerlukan teknologi tinggi dan biaya untuk pengobatan PTM yang sangat besar
dapat menyebabkan
kemiskinan (pengeluaran katastropik),”.
Ditambakannya, selain itu, kecacatan dan kematian yang disebabkan oleh kasus PTM juga menyebabkan hilangnya potensi/modal sumber daya manusia dan menurunnya produktivitas (productivity loss) yang pada akhirnya akan mempengaruhi pembangunan sosial dan ekonomi.
Tanpa upaya yang signifikan, kecenderungan kesakitan dan kematian serta permintaan pelayanan kesehatan akan terus meningkat, didorong oleh perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung tidak aktif secara fisik, konsumsi buah dan sayur yang rendah serta konsumsi rokok dan alkohol.
Risiko PTM juga menjadi semakin tinggi karena
transisi demografi, yaitu semakin meningkatnya proprosi dan jumlah penduduk
dewasa dan lanjut usia yang rentan terhadap PTM dan penyakit degeneratif.
Promotif dan preventif merupakan upaya yang sangat efektif untuk mencegah meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit baik menular maupun tidak menular.
Mengingat pencegahan penyakit akan sangat
tergantung pada perilaku
individu yang didukung oleh kualitas lingkungan, ketersediaan sarana dan
prasarana serta dukungan regulasi untuk hidup sehat, diperlukan keterlibatan
aktif seluruh komponen baik pemerintah pusat dan daerah, sektor non-pemerintah,
dan masyarakat.
Gerakan yang sistematis dan terus menerus
diperlukan untuk
mendorong masyarakat berperilaku hidup sehat. Upaya promotif dan preventif
sejalan dengan RPJMN 2015-2019 yaitu upaya reformasi kesehatan yang difokuskan
pada penguatan upaya kesehatan dasar (primary health care) dan penguatan upaya
promotif dan preventif.
Wakil Presiden RI dalam Rapat Terbatas
tanggal 18 September 2015
menugaskan kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas untuk menyusun kerangka kerja
dalam melaksanakan pesan penguatan paradigma pembangunan kesehatan dari kuratif
rehabilitatif menjadi promotif-preventif yang dilakukan melalui pendekatan
multi sector serta menyusun rencana aksi terkait penguatan upaya pro motif preventif
kesehatan. Arahan tersebut selanjutnya disusun dalam “Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (GERMAS)” yang akan menjadi panduan bagi lintas sector terkait dalam
berpartisipasi aktif mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.
Tujuan dan Sasaran Gerakan masyarakat hidup sehat merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan bagi setiap orang untuk hidup sehat agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Tujuan umumnya adalah menurunkan beban
penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian maupun kecacatan; Menurunkan
beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya
penyakit; Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk; Menghindarkan
peningkatan beban finansial penduduk untuk pengeluaran kesehatan. Tujuan
khususnya Adalah Meningkatkan kesadaran masyarakat, tutupnya. (Syam)
COMMENTS